Kamis, 12 Juli 2012

TEORI LEMPENG TEKTONIK

 TEORI LEMPENG TEKTONIK


Pergerakan benua dan dasar laut menurut para ahli disebabkan adanya lempeng dalam kerak bumi. Lempeng-lempeng ini terapung-apung di atas mantel bumi. Arus konveksi yang kuat di dalam astenosfer menggerakkan lempeng-lempeng ini di permukaan bumi. Teori inilah yang dinamakan teori lempeng tektonik
Secara garis besar lempeng di dunia dibagi menjadi dua, yaotu lempeng samudera ynag merupakan dasar laut, dan lempeng benua yang merupakan daratan. Lempeng samudera memiliki berat jenis yang lebih berat dibandingkan lempeng benua. Lempeng samudera sering kita disebut dengan lapisan sima dan lempeng benua disebut lapisan sial.
Lempengan yang menyusun bumi terdiri atas lempeng tektonik yang besar dan kecil. Lempeng tektonik yang besar, antara lain:
1. Lempeng Fasifik, meliputi wilayah lautan Fasifik
2. Lempeng Amerika Utara, meliputi wilayah Amerika Utara
3. Lempeng Amerika Selatan, meliputi wilayah Amerika Selatan
4. Lempeng Afrika, meliputi wilayah Afrika, lautan Atlantik bagian timur, dan lautan Hindia bagian barat
5. Lempeng Eurasia, meliputi Eropa, Asia termasuk Indonesia
6. Lempeng Hindia Australia, meliputi wilayah Lautan Hindia, subkontinen India, dan Australia bagian barat.
7. Lempeng Antartika, meliputi benua dan lautan Antartika
Selain lempeng tektonik yang besar, bumi juga tersusun atas lempeng-lempeng taktonik yang berukuran kecil, antara lain:
1. Lempeng Nazca
2. Lempeng Cocos
3. Lempeng Filipina
4. Lempeng Karibia
5. Lempeng Arab
6. Lempeng Juan de fuca
7. Lempeng Rivera
8. Lempeng Gorda
9. Lempeng Scotia
Pergerakan lempeng tektonik ini menyebabkan bentukan-bentukan alam, sehingga membentuk batas yang memiliki tiga sifat yaitu: divergen atau menjauh, konvergen atau saling bertumbukan, dan lateral displacement atau sesar mendatar.
a. Batas Divergen
Batas divergen terjadi ketika lempeng-lempeng bergerak saling menjauh (proses saling menjauhnya dasar samudera). Magma mengalir keluara dari astenosfer dan terbentuklah lapisan batuan (litosfer) baru. Pada kasus ini, tekanan yang berasal dari dalam bumi sangat besar sedangkan kerak bumi sangat tipis sehingga menyebabkan terjadinya batas divergen. Daerah yang banyak memiliki batas divergen adalah Afrika bagian timur dan Laut Merah.
b. Batas Konvergen
Batas konvergen terjadi ketika sebuah lempeng terbentuk dan saling menjauh satu sama lain di suatu area, maka ditempat lain akan terjadi komvergensi dan tumbukan antar lempeng. Besarnya kekuatan tumpukan tergantung lapisan batuan lempeng. Masa lempeng benua lebih ringan di bandingkan masa lempeng samudra. Lempeng dengan masa lebih ringan akan mendorong lempeng dengan masa lebih berat kebawah. Proses inilah yang disebut dengan subdaksi dan daerah yang terbentuk subdaksi disebut dengan zona subdaksi.
Zona subdaksi dan batas konvergen ini dapat terjadi jika ada pertemuan dan tumpukan antara lempeng samudra denagn lempeng benua, lempeng samudra dengan lempeng samudra dan lempeng benua dengan lempeng benua.
c. Leteral displacement atau sesat mendatar/transform/saling bergesekan.
Lateral displacement terjadi ketika dua lempeng bergerak pada garis yang sama, tidak saling menjauh dan bertumpukan, misal satu bergerak ke utara dan satu ke selatan tanpa ada rekahan atau dikenal dengan pergeseran. Kejadian ini tidak menyebabkan penghilangan atau pemunculan kerak bumi, tetapi sepanjang daerah itu akan terbentuk sesar. Gerakan lempeng tektonik menyebabkan gempa bumi dan terbentuknya gunung.
Ada tiga tipe batas-batas lempeng yang masing-masing dibedakan dari jenis pergerakanya, yaitu:
1. Divergen yaitu lempeng-lempeng bergerak saling menjauh yang menyebabkan naiknya material dari mantel bumi dan membentuk lantai samudera yang luas.
2. Konvergen yaitu lempeng-lempeng bergerak saling mendekati yang menyebabkan salah satuv dari lempeng tersebut masuk kedalam mantel bumi dan berada dibawah lempeng lainnya
3. Patahan transfrom yaitu lempeng-lempeng bergerak saling bergesekan tampa menyebabkan penghancuran pada litosfer.

3 komentar: